Jumat, 30 November 2012 | By: Unknown

Money can buy happiness?

Pertanyaan ini merupakan salah satu hal yang gue rasa banyak yang pro dan kontra tentang jawabannya. Sebagian orang akan bilang ngga, dan sebagian lagi akan bilang iya. Saat obrolan ini muncul di kelas gue waktu itu, beberapa temen gue bilang ngga dan ada yang bilang iya. Masing-masing memperkuat posisi mereka dengan argumen yang mereka punya.

Gue rasa kebanyakan orang akan tidak setuju dengan hal ini bahwa uang itu bisa membeli kebahagian seseorang. Mereka berpendapat kalo uang itu bukan segalanya dalam hidup lo dan ada banyak hal yang ga bisa lo beli walopun elo punya uang yang sangat banyak di dunia ini. Mungkin lo bisa membeli kesenangan yang sifatnya sementara, tapi itu ga bisa menggantikan kebahagiaan itu sendiri. Kesenangan ini misalnya shopping, atau jalan-jalan ke luar negeri, atau sekedar bisa membeli hal yang bener-bener diinginkannya. Mereka yang menganggap uang tidak bisa membeli kebahagian juga berpendapat kalo sebanyak apapun uang yang dimiliki, lo masih bisa ngerasa sedih, kesepian, sendirian dan hal-hal lain yang ga bisa dihilangkan hanya karena lo punya uang. Gue rasa mungkin masih banyak lagi hal-hal yang mendasari posisi uang itu ga bisa membeli kebahagiaan.

Buat orang yang memilih posisi uang bisa membeli kebahagiaan, argumen-argumen diatas dapat dengan mudah disangkal dengan logika-logika umum. Misalnya aja, uang ga bisa membeli kebahagiaan, tapi tetep aja lebih baik nangis di rumah mewah daripada di gubuk. Uang mungkin cuma bisa membeli kesenangan tapi bukan kebahagiaan. Kata siapa? Kalo sedih gara-gara kesepian misalnya, kalo punya uang kan bisa ajak orang lain ketemuan sambil jalan-jalan atau nraktir. Kalo ga punya uang kan ga bisa ngelakuin itu semua. Dan masiiiiihhh banyak banget argumen lainnya yang membuat perdebatan ini masih panjang dan masih sering dibicarakan sama orang-orang.
Buat gue? Yes, money can buy happiness.

Menurut gue semua itu tergantung dari makna happiness bagi diri setiap orang. Apa sih sebenernya arti dari kebahagiaan buat orang tersebut? Apa hal yang paling membuat orang tersebut merasa sangat bahagia? Lalu kemudian, kalo kebahagiaan bagi dia ga bisa dibeli dengan uang, ya berarti dia jatuh dalam posisi yang pertama. Tapi kalo definisi kebahagiaan buat dia bisa dibeli dengan uang atau membutuhkan uang untuk mewujudkannya, ya berarti dia berada dalam posisi yang kedua.

Gue yang dulu, yang masih naif akan kehidupan gue sendiri mungkin akan memilih posisi yang pertama, tapi gue yang sekarang akan dengan yakin memilih posisi yang kedua. Kenapa? Subjektif sih menurut gue, hanya saja gue sudah memilih posisi yang kedua dengan tetap menghargai orang-orang yang milih posisi pertama.

Gue pernah berada dan mungkin masih berada dalam posisi dimana uang itu segalanya buat gue dan keluarga gue. Ketidakadaan uang membuat hidup gue dan keluarga gue bisa dikatakan cukup sulit. Gue pernah berada dalam situasi dimana semua harta benda udah dijual atau digadaian hanya untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Stresssful? Jelas. Gue berada dalam hari-hari dimana gue ga punya penghasilan, kebutuhan hidup terus minta dipenuhi, kondisi orangtua gue yang cukup stres karena kebingungan, rongrongan dan keluhan tentang ketidakadaan uang dari orang-orang terdekat gue. Itu menurut gue adalah masa-masa yang cukup bisa membuat gue depresi dan gue sangat sangat sangat mendambakan adanya uang buat melepaskan semua masalah itu.

Gue mengabaikan mimpi gue, mengabaikan passion gue, mengabaikan kesenangan gue demi mengatasi masalah lain yang lebih besar itu, apa? Ya masalah uang. Jadi buat gue bukan hanya uang bisa memberikan kebahagiaan, tapi untuk mendapatkan uang, gue sampai harus mengabaikan dan mengubur hal lain yang berharga buat gue selain kebahagiaan. Ironis? Iya. Gue ga peduli passion gue, dan memilih pekerjaan yang nerima gue dengan cepat dan bisa ngasih gaji yang lumayan. Gue mengorbankan mimpi gue untuk langsung lanjut sekolah, demi bisa cari nafkah dulu buat keluarga gue. Gue tau betapa susahnya bokap gue untuk bayarin kuliah gue ini. Ketika orang lain seneng keterima ujian s2, gue malahan sedih dan mikir, “papa punya uang ga ya buat bayarin?”, “gue kok egois banget ya malahan pengen kuliah lagi”, dsb. Bayaran semester awal ini yang cukup gila-gilaan, gue tau betapa sulitnya bokap gue mengusahakan itu sampai mengorbankan hal-hal tertentu yang gue tau sulit untuk dia lepaskan. Dan masih banyak hal lainnya lagi.

Bagi gue, selama ketiadaan uang itu mengganggu pemenuhan kebutuhan dasar hidup gue, uang itulah kebahagiaan gue. Bahagia sendiri buat gue adalah melihat orangtua dan keluarga hidup tenang dan nyaman tanpa perlu mengkhawatirkan lagi soal finansial. So then, kebahagiaan gue adalah hal-hal yang terkait dengan uang. Dan mungkin hanya menjustifikasi perasaan gue aja, tapi gue jujur sedikit sensitif denger orang bilang uang itu ga beli kebahagiaan. Yah paling ngga, lo yang punya uang akan bisa menghilangkan masalah-masalah yang muncul karena ketidakadaan uang. Masalah yang lo dapet juga mungkin ga akan seserius hidup dan mati seperti kalo lo ga punya uang. Jumlah masalah yang lo punya mungkin juga ga akan sebanyak mereka yang kesulitan keuangan.

Well then, masih banyak sih faktor lain yang mempengaruhi kebahagiaan seseorang. Mungkin gue hanya lagi sensitif dan kesel sampe akhirnya ngebuat ini post.. dunno…

Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO

0 comments: