Surat ini gue tujukan untuk seorang terkasih yang sudah pergi meninggalkan
gue tahun lalu. Yes, my beloved mom..
Terlalu banyak kata dan aksi yang
ingin kuperbuat untuk ibuku tercinta, namun tak berdaya karena takdir
mengisahkan hal yang lain. Terlalu banyak penyesalan dalam dada yang tak bisa dicurahkan
dengan cara apapun. Penyesalan yang kemudian menggerogoti hatiku
perlahan-lahan.
Bulan itu, saat aku menatap pilu
pada kertas hasil pemeriksaan dokter dan membaca 2 huruf kecil yang tak berdosa
itu, duniaku berubah drastis. Harus mengetahui bahwa orang yang paling kusayang
di dunia ini harus berjuang melawan penyakit itu. Dalam hati aku terus
membatin, kenapa ini harus terjadi pada ibuku yang paling kusayang. Dalam hati
aku berjanji akan lebih banyak memperhatikanmu, menjagamu, menyayangimu, dan
mencintaimu lebih dalam mom.
Tapi apalah daya, aku hanyalah
manusia biasa yang tak lupus dari kesalahan. Seiring berjalannya waktu, aku
malah mengabaikanmu, malas untuk mengurusimu, dan mengeluh ketika mendengarmu
mom.. betapa berdosanya aku, betapa durhakanya aku padamu mom..
7 Januari 2011, mama telah pergi.
Dipanggil kembali oleh sang Pencipta untuk kembali duduk disampingnya dalam
alam yang terindah, surga. Tapi ma, disini ade terbelit dalam penyesalan yang
teramat dalam, hingga ade hampir tiba di suatu titik dimana ade tak tahu lagi
apa yang harus dilakukan untuk menebusnya. Masa-masa gelap dalam hidup ade
ketika lentera penerang jalan itu telah hilang bersamaan dengan kepergian mama.
Terbelit dalam penyesalan dan
berkata kenapa ade ga melakukan ini, kenapa ade ga melakukan itu, kenapa ade dulu
bersikap seperti itu sama mama, mengapa ade dulu pernah merasakan marah dan
kesal pada kondisi mama. Ade bener-bener bukan anak yang baik buat mama. Ade ga
pernah mendukung mama ketika mama paling membutuhkan dukungan. Persetanlah dengan
segala pendidikan psikologi di universitas terkenal ini. Apalah gunanya ketika
tak ada satupun yang pernah ade gunakan untuk meringankan beban mama. Ade menyesal,
karena ade tau ade belum menjadi anak terbaik buat mama, anak yang bisa mama
banggain. Anak yang bisa bentu mama ketika sedang membutuhkan. Ade harus terima
kenyataan, bahwa ade bukan anak itu. Titik.
Sekarang, setahun kehidupan ade
tanpa mama telah berlalu. Tapi setiap kata ‘mamaku’ itu terucap, ade tetap
harus sekuat tenaga mengendalikan diri agar tidak menangis. Maybe outside, people will see me as tough
person.. Tapi siapa sih yang bisa tegar ketika kehilangan orang yang paling
disayang? Siapa sih yang bisa merasa tegar ketika masih berhutang beribu
penyesalan pada orang tercinta yang sudah meninggalkannya?
Dalam hati ini, ade rapuh ma. I’m not strong, I just pretending to be
strong. I still need you and will always need you mom.. Life is happier when I’m
with you. Life is easier when you’re around. I’m tougher cause I know you will
always there standing next to me. I feel like everything will gonna be alright
when you there embrace me with your love, mom..
Untuk kali ini, ade hanya bisa
bilang maaf karena belum bisa jadi anak yang terbaik, anak yang bisa mama
banggain, anak yang bisa meringankan mama di akhirat sana. Tapi untuk sekarang
ade berjanji dengan seluruh hati dan jiwa,
I will be the best daughter u ever had, mom..
Are you happy there dear mom? Are you playing along with angels there
mom? They will love you, of course. Just like I always love you.. I miss you so
bad, it’s hurts dear mom. I really wish that you were here, now, when I’m down.
I really wish that you can hug me tight now and tell me that’s everything will
turn up okay.. I really miss you, mom..
I’m sitting at my room, crying
out loud when I remember you and finally write this letter
Free Template Blogger
collection template
Hot Deals
BERITA_wongANteng
SEO