Gue banyak berpikir 1 tahun
belakangan ini tentang nilai dan sikap serta posisi dan pendapat orang lain
tentang suatu hal. Gue menilai diri gue adalah orang yang cukup keras dan
cenderung tidak bisa menerima pendapat orang lain kalo pendapat mereka berbeda
dengan gue. Hanya saja gue bukanlah tipe yang mengekspresikannya secara
langsung dan gamblang di depan orang itu, melainkan gue tipe yang cenderung
diam tapi ga mau mendengarkan. Yah mungkin gue akan mencurahkan perasaan gue
seperti lewat blog misalnya atau status di socmed.
Tapi belakangan ini gue cukup
banyak berpikir tentang hal ini dan cukup terganggu karenanya. Irritated?
Maybe. Dulu gue merasa hal ini bukan menjadi sebuah gangguan karena orang-orang
di sekitar gue cenderung tidak gamblang pula dalam mengambil posisi pada suatu
hal. Kami cenderung mengambil jalan yang aman-aman saja dan mulus-mulus saja.
Jika itu berarti harus menggigit bibir dan menyayat hati, so be it. Gue yang
dulu akan cenderung ‘iya iya’ aja sama pendapat orang lain hanya agar tidak ada
keributan.
Di umur gue yang sekarang,
keinginan untuk mengekspresikan ketidaksukaan atau simply just say ‘no’ untuk
hal-hal yang ga gue sukai, terasa semakin besar. Gue seakan berpikir, gue ga
mau lagi hidup terkungkung perasaan bahwa lingkungan sosial menghendaki gue
untuk bersikap seperti ini, maka seperti inilah gue. Ga seekstrem hal-hal macem
melakukan seks bebas atau semacam itu. Hanya sebatas pengutaraan pandangan atau
pikiran gue yang ternyata banyak pertentangan dengan ‘how it supposed to be handled
in society’. Gue hanya mau keluar dari penjara ‘supposed to be’ itu.
I find it both hard and easy to
do that. Mudah karena orang-orang di sekeliling gue yang juga beranjak dewasa
kayak gue, semakin ‘outspoken’ tentang value-value dan pandangan mereka. Gue
jadi semakin terdorong untuk melakukan hal yang sama, walaupun posisi yang gue
ambil masih menjadi pertentangan dgn ‘supposed to be’ tadi. Menjadi sulit juga
karena masih ada bagian dalam diri gue yang gue akui cukup kuat untuk menarik
gue dan mengajak gue berpikir, ‘lo yakin mau ngutarain pendapat itu ke mereka?
Itu beda lho sama desirable view in society’. Menjadi sulit juga karena ada
dorongan lain dalam diri gue yang berteriak untuk terbebas dari posisi yang
emang ga sesuai sama gue dan ga gue sukai.
Simply stated, ini menjadi sulit
dan mudah karena peperangan antara yang gue inginkan (mengambil posisi yang
benar-benar gue sukai dan tepat buat gue, juga menjauhi hal-hal yang gue ga
sukai) dan yang gue tau lingkungan sekitar harapkan dari gue (harusnya
bagaimana bersikap dan berpendapat dalam hal ini). Lalu kemudian, gue merasa
gue memenangkan hal yang gue inginkan selama 5 bulan terakhir ini. Dan apa hasilnya? I just feel
lonely. Tapi di lain pihak, gue seneng karena ga harus berpura-pura suka
terhadap pendapat satu orang dan mengiyakannya. Gue cukup bersikap bahwa gue
acknowledge pandangan dia itu dan menghargai pandangannya tanpa harus
menjatuhkannya ataupun memaksanya mengerti tentang pendapat gue.
Lalu gue kemudian berpikir lagi,
kalo mungkin ini proses menuju kedewasaan. Dan benar apa yang orang-orang
bilang bahwa proses menuju kedewasaan itu menyakitkan. Lo harus belajar memilih
dan hidup dengan konsekuensi dari pilihan lo. Yes it’s hard, but I know I won’t
give up.
Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO
0 comments:
Posting Komentar