Entah kenapa gara-gara urusan
dunia maya yang katanya memperluas jangkauan seseorang, di sisi lain justru
membatasi ruang gerak orang tersebut. Hal yang sama terjadi dalam diri gue.
Dunia maya membatasi ruang private gue.
Gue adalah salah satu orang yang
suka menyampaikan isi pikiran ataupun pendapat dalam bentuk tulisan. Tidak akan
banyak berkata-kata dalam interaksi sehari-hari, tapi banyak berpendapat dalam
dunia tulisan. Gue menganggap dunia tulisan itu salah satu bentuk defense
mechanism gue, sublimasi. Gue menumpahkan hal-hal yang membuat gue kecewa,
marah, kesel, sedih dan bahagia dalam bentuk tulisan. Salahnya mungkin adalah
gue seneng mencantumkannya dalam blog pribadi gue ataupun jejaring sosial. Salah
satu fatal error dalam langkah gue.
Dulu saat waktu gue ga punya begitu
banyak waktu dan gue hanya bisa menyampaikannya lewat salah satu jejaring
sosial, kemudian orang berkomentar. Ya galaulah, ya labil-lah, ya ababil lah,
macem-macem. Bahkan mereka yang hidup dan bergelar sarjana dari fakultas yang
katanya memanusiakan manusia ini. Lalu kemudian gue berpikir, apa salah
menuangkannya dalam bentuk status jejaring sosial? Mungkin menganggu
pemandangan mereka kali ya. Tapi di sisi lain gue juga berpikir egois, kalo
emang ganggu kan tinggal apus, block atau unfollow aja kan? Lalu kemudian sisi
rasional gue bermain. Oke mari mengalah dan mencurahkan hal-hal terdalam ini di
tempat yang lebih private lagi. Maknya gue sekarang main deh di blog pribadi.
Lalu apa? Ternyata masih ada juga
yang membatasi. Gue mengerti bahwa gue meminta kebebasan berpendapat dan
menuangkan uneg-uneg. Gue juga ngerti bahwa orang lain butuh dan punya hak juga
berpendapat dan menyampaikan opini mereka ke gue. Lalu kenapa kita ga bisa
menemukan titik temu? Suatu poin dimana gue tidak merasakan ancaman atas hak
gue tanpa harus menutup kebebasan lo dalam menuntut hak juga?
Gue tau kalo mau private, jangan
masukin ke blog. Tulis aja diary biar aman. Tapi bukankah itu juga bentuk
kebebasan gue? Gue hanya merasa defensif dengan serangan ‘lo kenapa? Mau cerita
ga?’. Gue tau maksudnya baik, tapi terkadang pendekatan seperti itu juga
terlalu frontal yang bisa membuat seseorang defensif. Seseorang semacam gue.
Orang yang kesusahan atau kesulitan pasti akan mencari bantuan, itu yang gue
percaya.
Ga ada yang aman lagi buat
berpendapat. Dan gue ga mau hal itu malahan menutup opsi gue dan kebebasan gue
nulis status dan nulis blog. I am me and I don’t care about you. Lets do our
own business. I do mine and you do yours, without bothering each others.
Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO
0 comments:
Posting Komentar