Sabtu, 10 Desember 2011 | By: Unknown

tetes perih

tetesan air ini jatuh perlahan
tanpa kusadari sudah menggenang
pelupuk mataku basah karenanya
dan hati yang gundah penyebabnya

tak semuanya bisa kuungkapkan dengan kata
aku dan kau tentulah berbeda
kuharap kau menerimaku apa adanya
tanpa ada ekspektasi lebih di dalamnya

terkadang kata-kata hanyalah semu bagiku
tak bisa dengan jelas mengungkapkan seluruh isi hatiku
kau tanya mengapa?
tapi aku pun tak tahu jawabannya

hatiku mengaduh dan menjerit
jiwaku merana karena merasa terhimpit
tapi tak sedikitpun kata membuatnya lebih baik
dan kata-katamu hanya membuatku semakin tercabik

pelan dan perlahan
intonasi suara yang seolah menenangkan
namun itu semua terdengar bagaikan kutukan
yang mengubur kebebasan jiwaku jauh ke dasar lautan

inikah jawabannya?
bila ya, aku memilih untuk bebas dari semua
jika itu berarti aku harus kehilanganmu,
kurasa semuanya pantas

aku membunuh diriku perlahan dengan tertawa tanpa perasaan
aku menyayat tubuhku dalam-dalam ketika aku terlihat gembira tanpa merasakan
aku mengubur hidupku dengan bersamamu


when the nite goes down, so does my heart


Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO

apakah aku harus tersenyum?

larut malam ini, hatiku perih
tersayat-sayat pedih tanpa sedikitpun kusadari
bohong.. aku menyadarinya
satiap kata yang terucap dari mulutmu malam ini, hanya akan membuatku tertawa

ha.. ha.. ha..
permintaanmu perlahan-lahan membunuh eksistensiku
haruskah aku tetap tersenyum dan bercanda ketika hatiku menjerit merana?
haruskah aku tetap tertawa ketika jiwaku terpasung oleh hal yang kau sebut cinta?

jauh dalam sudut hatiku, aku berperang..
memenangkan egoku atau mencoba bertahan
tapi kini di persimpangan, pikiranku menjadi bimbang
apakah hal ini tetap patut diperjuangkan?

entahlah.. aku bukanlah Tuhan
aku tak tahu bagaimana masa depan
yang aku tahu sekarang, aku harus berubah
pada sesuatu yang bukan diriku

kau berkeras aku harus berubah,
maka baiklah..
hanya saja perlu kau tahu
jiwaku terperangkap dan perih tersayat sembilu

aku bukanlah aku
tawaku adalah semu
ragaku hanyalah batu
aku tertawa namun di dalam bisu, aku menangis perlahan tanpa ada seorangpun yang tahu


late at nite,
hating all of this
10 des 2011



Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO